Kebutuhan Pembiayaan 2020 Salah Satunya Akan Ditopang SBN

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan Tahun Anggaran (TA) 2020, salah satu opsi yang bisa dilakukan Pemerintah adalah pembiayaan utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Saat ini sisa penerbitan SBN yang perlu dilakukan sebesar Rp697,3 triliun. Lelang akan dilakukan dalam pasar domestik, SBN ritel, private placement, dan SBN valas. 

"Semua masih terbuka dan kita akan melihat secara oportunistik kesempatan yang ada di pasar," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers virtual tentang Perkembangan Implementasi Kebijakan dalam Mengatasi Pandemi COVID-19 di Jakarta akhir pekan lalu.

Ia melanjutkan, periode Mei-Desember 2020, rata-rata lelang perminggu untuk memenuhi defisit 5,07% dari PDB, maka akan berkisar Rp35-45 triliun. SUN akan berkisar antara Rp24-30 triliun dan SBSN berkisar antara Rp11-15 triliun. Kemudian BI yang sudah ada MoU dengan Kemenkeu akan dapat membeli di pasar perdana. 

Rata-rata lelang tahun 2020 hampir dua kali lipat rata-rata lelang kuartal 2 hingga kuartal 4 (Q2-Q4) tahun 2019 dimana SUN Rp21,9 atau 22 triliun dan SBSN 7,8 triliun. Inilah mengapa, peran BI sebagai stand by buyer atau backstop diperlukan untuk dapat mencapai sasaran tersebut bila pasar tidak lagi mampu menyerap. (p/ab)